“Kekalahan itu tidak diatur atau direncanakan. Tidak, tidak ada itu yang begitu,” tegas Aji pada wartawan.
Pelatih yang menjadi caretaker hingga Timnas mendapatkan pelatih pengganti Wim Rijsbergen nanti itu mengakui kepemimpinan wasit Andre El Haddad, yang mengkartu merah Syamsidar dan memberi penalti pada menit ketiga menjadi biang kerok kekalahan terburuk sejak PSSI berdiri 1930 itu.
“Jika bermain sebelas lawan sebelas, saya masih optimis. Kita lihat sendiri di menit-menit awal, anak-anak sangat menikmati pertandingan. Berani main bola-bola pendek, satu dua sentuhan juga sudah mulai jalan,” jelasnya.
“Tetapi ketika terjadi kartu merah, mental anak-anak jadi terpengaruh dan skema permainan yang sudah disiapkan matang tidak bisa dimainkan maksimal. Saya kira semua juga tahu bagaimana kondisinya saat itu,” tandas pelatih yang diusir dari bench tanpa kartu merah di laga ini tersebut. (fjr/end)
Pelatih yang menjadi caretaker hingga Timnas mendapatkan pelatih pengganti Wim Rijsbergen nanti itu mengakui kepemimpinan wasit Andre El Haddad, yang mengkartu merah Syamsidar dan memberi penalti pada menit ketiga menjadi biang kerok kekalahan terburuk sejak PSSI berdiri 1930 itu.
“Jika bermain sebelas lawan sebelas, saya masih optimis. Kita lihat sendiri di menit-menit awal, anak-anak sangat menikmati pertandingan. Berani main bola-bola pendek, satu dua sentuhan juga sudah mulai jalan,” jelasnya.
“Tetapi ketika terjadi kartu merah, mental anak-anak jadi terpengaruh dan skema permainan yang sudah disiapkan matang tidak bisa dimainkan maksimal. Saya kira semua juga tahu bagaimana kondisinya saat itu,” tandas pelatih yang diusir dari bench tanpa kartu merah di laga ini tersebut. (fjr/end)
Sumber ; bola.net
0 komentar:
Posting Komentar